Bila ditanyakan
kepada warga siapa mau jadi Ketua Rukun Tetangga (RT)? Hampir pasti tidak ada
warga yang secara sukarela menyatakan diri kesediaannya untuk menjadi Ketua RT.
Maka saat sang incumbent sudah tidak bersedia lagi menjabat muncul masalah untuk
mencari penggantinya. Situasi seperti ini juga dihadapi oleh warga RT 05 RW 05,
Perumahan PLTA Tulis Desa Binorong, yang Minggu (10/06) melakukan pemilihan RT.
Menurut Ketua Penyelenggara,
Sudirman (60 th) yang sekaligus pejabat incumbent ketua RT, bila dibiarkan maka
dirinya yang sudah sepuh dan sudah 10 tahun menjabat tidak akan ada yang mau
mengganti. Sudah kesekian kali dicoba untuk memilih dan menunjuk Ketua RT,
namun selalu gagal dengan sejumlah alasan.
Oleh karena itulah dicari cara
agar warga mau dan bersedia mendukung pelaksanaan pemilihan ketua RT. “Untuk membujuk
semua warga agar bersedia datang dilakukan dengan cara melibatkan ibu-ibu dan
anak-anak dalam kegiatan ini. Kalau ibu dan anak sudah datang, masa Bapak dan
anggota keluarga lainnya tidak mau datang” katanya diplomatis.
Ibu-ibu tidak saja sebagai pemilih
aktif, namun juga sebagai pendukung suksesnya acara ini. Sementara pemungutan
suara dilaksanakan di GOR Badminton, Ibu-ibu menyiapkan makanan untuk seluruh
warga yang datang untuk memilih. Dengan dipandu Ibu-Ibu, kegiatan anak-anak
diisi dengan berbagai lomba berhadiah yang dilaksanakan di Lapangan Tenis dekat
lokasi pemilihan. Diantaranya lomba masukan ballpoint ke dalam botol, lomba
jogged, dan lomba kelereng.
“Makan, minum, es dawet, es krim,
dan juga hadiah merupakan wujud donasi dari sejumlah warga mampu untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan ini” katanya.
Pelaksanaan pemilihan ketua RT
dilaksanakan secara terbuka dan diselenggarakan layaknya pemilihan umum. Selain
peralatan wajib penyelenggaraan Pemilu, di tempat pemilihan juga terpampang
foto calon beserta nomor urutnya. Bedanya dalam hal ini, kata Sudirman, penentuan
Calon tidak dilaksanakan secara suka rela namun diputuskan berdasarkan hasil musyawarah RT sebelumya. Sedangkan
untuk penentuan jadinya, dilakukan dengan pemilihan terbuka. “Agar jabatan
Ketua RT dirasa tidak terlalu memberatkan, Musyawarah warga menetapkan lamanya
jabatan ketua RT selama empat tahun. Dan untuk sesudahnya dilakukan pemilihan
kembali” katanya.
Rupanya cara ini terbilang cukup
ampuh. Dari 149 warga yang tercatat sebagai Pemilih Tetap, hadir 139 (90 %)
warga. Sehingga pemilihan ketua RT yang dibatasi waktu pemungutan suara sampai
pukul 11.00 tercapai quorum. Heri Suharyana (47 th), Guru SMK N Bawang terpilih
dengan 67 suara mengalahkan tiga calon lainya.
Kepala Desa Binorong yang ikut
menghadiri pemilihan tersebut, Amrulloh menyatakan dalam hal pemilihan Ketua RT
ini, bagaimana mekanismenya, pihaknya menyelenggarakan sepenuhnya kepada
keputusan warga. Yang penting bagi desa adalah jika jabatan ini kosong agar
segera diisi agar komunikasi antara Pemerintahan Desa dengan warga berjalan
dengan baik. Pihaknya menyadari bahwa jabatan ketua RT ini memang tidak dibayar
dan sifatnya sukarela. Namun keberadaan ketua RT ini penting dalam rangka
pembinaan warga.
“Saya dapat memahami manakala saat
ada pemilihan Ketua RT lebih banyak warga yang menolak daripada menerima. Karena
Ketua RT ini sepertinya merupakan jabatan yang lebih banyak urusan socialnya.
Seorang Ketua RT tidak hanya harus siap menerima tugas tambahan, namun juga
harus siap untuk nombok” katanya. (**--ebr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar